Minggu, 04 November 2012

Pasar Badung


Pasar Badung berada di Jalan Gajah Mada, kira-kira 1 km ke arah Barat Patung Catur Muka, di pusat Kota Denpasar
Pasar Badung merupakan slah satu pasar tradisional di Bali, khususnya di Denpasar yang menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh kalangan turis lokal maupun asing. Di pasar ini berbagai macam kebutuhan dijual baik itu kebutuhan pokok masyarakat Denpasar, makanan tradisional yang berciri khas, barang-barang seni khas Bali dan lain sebagainya. Ketika berkunjung ke Bali, Anda sebaiknya menyempatkan diri untuk berkunjung kesini.
Pasar Badung ini menjual aneka macam barang seperti aneka bahan makanan, kerajinan tangan, tekstil, maupun untuk keperluan upacara adat dan keagamaan. Diseberangnya terdapat Pasar Kumbasari yang juga menyediakan aneka macam kebutuhan sehari-hari di lantai dasarnya, kemudian di lantai atasnya terdapat art shop yang menjual aneka jenis kerajinan yang terbuat dari kayu sampai bahan tenunan dan lukisan serta cinderamata lainnya.
Pasar Badung beroperasional setiap hari dimana buka dari pagi dini hari hingga larut malam. Bahkan dapat dibilang bahwa pasar ini tidak pernah sepi akan pengunjung karena waktu bukanyal hampir mencapai 24 jam sehari. Dimalam harinya kawasan kedua pasar tersebut kerap digelar pasar malam atau pasar senggol yang menjual berbagai barang dengan harga yang relatif miring atau terjangkau.

Penampakan Pasar Badung




Pasar Kreneng


Pasar Kreneng berada di wilayah Badung yang tepatnya ada di Jalan Kamboja, Denpasar
Bukan hanya objek wisata yang sering dikunjungi banyak orang, pasar tradisional di Bali juga menjadi objek wisata alternatif bagi wisatawan asing maupun lokal yang datang ke Bali untuk membeli aneka barang yang dibutuhkan. Dan salah satu pasar yang ada di Bali ialah Pasar Kreneng yang berlokasi di kawasan Badung. Bagi yang pernah ke Bali mungkin sudah tak asing lagi dengan nama pasar yang satu ini, meskipun bukan jaminan juga.
Pasar Kreneng dibuat sekitar tahun 1983, yang terdiri atas tiga lantai. Pasar ini merupakan pasar tradisional yang buka setiap hari, sejak subuh hingga malam hari. Di waktu pagi hingga menjelang tengah hari, pasar ini menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dan pada malam harinya berubah menjadi pasar malam.
Berbagai fasilitas disediakan untuk pengunjung yang datang ke pasar ini. Diantaranya tersedianya area parkir yang cukup luas dan banyaknya para penjual makanan dan minuman di pasar ini memberikan suatu kepuasan tersendiri bagi pengunjung yang datang ditambah lagi dengan harga barang yang dijual di pasar ini cukup murah. karena itu, Bali sebagai tempat wisata kelas wahid tak hanya menjual barang-barang dengan harga selangit, asalkan sedikit saja ada kemauan untuk pergi ke Pasar Kreneng ini.

Penampakan Pasar Kreneng




Desa Jatiluwih & Teh beras merah


Desa Jatiluwih adalah Sebuah Desa Wisata yang terletak di kaki Gunung Batukaru dengan ketinggian 850m di atas permukaan laut. Desa Jatiluwih terletask di Kec. Penebel, Tabanan dan berjarak 36 km dari Kota Denpasar.
Untuk mencapai tempat ini harus melalui jalan yang menanjk dan cukup sempit. Desa Jatiluwih menjadi Daerah Wisata karena memiliki tanah perkebunan dan persawahan yang cukup baik, khususnya keindahan teraseringnya, apalagi pada sore hari menjelang matahari terbenam.
Menurut sejarah, dulu Desa Jatiluwih bernama Desa Girikusuma. Pergantian nama ini terjadi pada masa pemerintahan raja Dalem Waturenggong (1460-1552).
Kalau ke Jatiluwih, jangan lupa untuk menyeruput wangi teh khas daerah tersebut. Iya, Teh Jatiluwih yang sudah terkenal  dikalangan para wisatawan. Teh ini terbuat dari beras merah Jatiluwih yang memiliki tekstur bebeda dengan teh biasa lainnya. Sebagaiman yang diketahui, teh yang sering kita nikmati terbuat dari daun teh. Teh Jatiluwih berbeda, bahan dasarnya terbuat dari beras merah organik yang tumbuh subur di lereng perbukitan Gunung Batukaru.
soal harganya cukup murah, hanya Rp 3.000. Teh ini bisa didapatkan di Warung Krisna yang terdapat ditepi sawah pinggir jalan desa. Untuk oleh-oleh, Anda bisa membeli beberapa kantong teh ini, yang berupa bulir beras merah ukuran 200 gram seharga Rp 10.000. 


Penampakan desa Jatiluwih




Penampakan teh beras merah